Tumpak Hutabarat, Sehari Terima Puluhan Tamu untuk Urusan CPNS

Tumpak Hutabarat, Sehari Terima Puluhan Tamu untuk Urusan CPNS

HARI-hari belakangan ini adalah hari super sibuk bagi seluruh pegawai Badan Kepegawaian Nasional (BKN).

Lembaga yang dipimpin Eko Sutrsino inilah yang mengurusi pemberkasan Nomor Induk Pegawai (NIP) bagi ratusan ribu honorer kategori dua (K2) yang lulus CPNS.

Namun, barangkali, yang paling sibuk berurusan dengan tamu-tamu yang berdatangan ke BKN adalah Tumpak Hutabarat, yang menjabat sebagai Kepala Biro Humas dan Protokol BKN.

Tumpak cerita, rata-rata dalam sehari dia menerima tamu 30 hingga 50 orang, yang datang berombongan tiga hingga empat orang dalam satu rombongan. Itu di luar para anggota DPRD dari daerah.

"Kalau rombongan DPRD, minimal sehari satu rombongan dalam sehari. Hari ini malah tiga," ujar pria yang dekat dengan kalangan jurnalis itu, saat diminta JPNN untuk bercerita mengenai aktifitasnya belakangan ini, kemarin (25/6).

Mantan Kabag Humas BKN itu merupakan "anak Medan". Tamat SMA 5 Medan, dia sempat kuliah setahun di UISU. Putus kuliah lantaran ayahnya meninggal sehingga tidak ada lagi punya biaya untuk kuliah.

Nekat merantau ke Jakarta, berbekal ijazah SMA, tahun 1981 diterima bekerja di BKN. Dianggap kinerjanya bagus, Tumpak dikuliahkan dengan biaya negara di Lembaga Administrasi Negara (LAN), lanjut lagi ke S2 di Universitas Gadjah Mada.

Karena sudah bangkotan di BKN, posisi pria yang saat awal-awal bekerja nyambi jadi loper koran ini, dilirik para pejabat di wilayah Sumut. Harapannya, Tumpak yang "anak Medan" gampang dilobi untuk urusan titip-menitip CPNS.

"Banyak yang ingin mencoba titip, tapi kan memang tak bisa. Ada bupati, anggota dewan, aktivis LSM, bahkan ada juga wartawan," cerita Tumpak.

"Saya tak bisa bantu karena memang sistemnya ketat. Saya hanya bisa bantu untuk putra-putra di Sumut, dengan menyampaikan, kalian (yang ikut mendaftar CPNS, red) harus belajar ini, ini, dan itu sifatnya umum," imbuhnya lagi.

Tumpak mengatakan hal tersebut, saat koran ini bertanya, apakah dirinya sebagai pejabat BKN asal Medan banyak dimintai "tolong" para pejabat asal Sumut terkait penerimaan CPNS.

Yang bikin repot, lanjutnya, jika tamu yang datang untuk urusan CPNS dari wilayah kampungnya di sana, Sumut..

"Usai acara, minta foto bareng, dengan peluk-peluk segala. Tidak apa-apa, saya juga senang bertemu dengan saudara-saudara sekampung. Tapi ada juga yang menyalahgunakan. Foto bareng sama saya dijadikan alat untuk jadi calo CPNS. Ada itu, sampai minta uang (ke korban), nama saya dibawa-bawa. Ya urusannya sampai ke polisi," pungkasnya, tanpa mau menyebut di mana kasus itu terjadi. (sam/jpnn)

 

* Klik disini untuk melihat pengumuman CPNS

What's on Your Mind...